Dikisahkan dalam sebuah film
lama, seorang guru kungfu tengah berdialog dengan muridnya. “Suaramu senantiasa
pecah ketika mengatakan bukan yang sebenarnya,” ujar sang guru. Si murid tak
mampu berkata-kata karena menyadari kekeliruannya.
Melihat fragmen kisah di atas, kita dingatkan bahwa
sesungguhnya manusia adalah makhluk yang senantiasa jujur. Tubuh manusia
sesungguhnya tak siap dan tak menginginkan ketidakjujuran.
Karena itulah ada alat yang dapat
mendekteksi kebohongan atau ‘lie detector’. Seseorang diuji menggunakan alat
itu, maka akan diketahui apakah ia berbohong tidak melalui perubahan fisiologis
tersebut. Sebuah poligraph akan didapatkan saat menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’ atas
beberapa pertanyaan yang diajukan.
Sebagian besar manusia tidak
menyadari hal tersebut di atas. Oleh karena itu masih banyak orang yang
beranggapan bahwa jujur adalah hal yang sulit, sedangkan bohong adalah mudah.
Banyak orang yang kerap menjadikan kebohongan sebagai senjata untuk mencapai
tujuan.
Jika kita memahami bahwa tubuh
bereaksi terhadap tindakan dan ucapan yang mengandung kebohongan, maka orang
akan memilih tidak berbohong. Perubahan fisiologis yang disebutkan di atas,
secara jelas menunjukkan bahwa manusia sesungguhnya merasa tersiksa dengan
kebohongan itu.
Kejujuran adalah hukum alam, sama
seperti mengalirnya air dari atas gunung ke lautan. Ketika seseorang memaksakan
kebohongan, maka sama halnya dengan memaksakan air mengalir dari dataran rendah
ke dataran tinggi, perlu tenaga dan upaya yang besar. Ketika tenaga itu habis,
maka air akan kembali berbalik mengalir kebawah.
Sesungguhnya manusia tidak cukup
pandai untuk selalu konsisten dengan kebohongannya, bahkan seorang jenius
sekalipun. Seringkali secara tanpa disengaja membuka kebohongannya sendiri.
Seseorang tidak hanya terbebani
saat mengucapkan kebohongan, namun juga ia akan merasakan kegelisahan sepanjang
hidupnya. Ia akan senantiasa dihantui perasaan cemas dan khawatir kebohongannya
terbongkar.
Sulitnya ketidakjujuran tampak
pada kenyataan bahwa tak ada kebohongan yng bisa berdiri sendiri. Untuk
mempertahankan satu kebohongan, seseorang harus melakukan kebohongan-kebohongan
lainnya. Karena itu ada pepatah, sekali berbohong, maka akan melahirkan seribu
kebohongan lainnya.
Ketidakjujuran juga akan
berakibat fatal. Seseorang yang terbongkar kebohongannya, terancam tidak akan
dipercaya lagi. Lalu mengapa masiih banyak yang tidak jujur, bukankah jujur
jauh lebih mudah dan memudahkan kehidupan?
No comments:
Post a Comment