Thursday, December 16, 2010
MEMBANGUN KULTUR PEMBELAJARAN YANG RAMAH OTAK (1)
Guru menjadi pusat perhatian karena sangat besar peranannya dalam setiap usaha peningkatan sumber daya manusia. Tak ada usaha inovatif dalam pendidikan yang dapat mengabaikan peranan guru.
Penelitian di 29 negara mengungkapkan bahwa guru merupakan penentu paling besar terhadap prestasi belajar siswa. Peranan guru semakin penting di tengah keterbatasan sarana dan prasarana seperti di negara-negara berkembang.
Isu klasik yang muncul selama ini ialah : usaha apa yang paling tepat untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan mutu guru? Apakah melalui penataran, pendidikan/penyetaraan, atau melalui pelatihan menurut kebutuhan seperti dilakukan oleh sekolah negeri atau swasta? Isu lain : manakah pilihan yang lebih tepat antara peningkatan kesejahteraan (terutama gaji) bagi guru agar lebih termotivasi untuk bekerja? Sesungguhnya hal tersebut tidak menjamin 100% untuk peningkatan mutu guru, kalau guru itu sendiri tidak memiliki motivasi dan inovasi untuk mengubah pendidikan dan pembelajaran ke arah yang lebih baik.
Membicarakan tentang guru dan dunia keguruan ibarat mengurut benang kusut : dari mana mulai dan pada titik mana berakhir? Tentunya jawaban atas pertanyaan tersebut tergantung pada sudut pandang mana yang digunakan dalam melihat guru.
Untuk meningkatkan kualitas guru harus dilakukan melalui factor internal dan eksternal.
Faktor eksternal, guru harus banyak diberi pendidikan dan pelatihan berbagai keterampilan mengajar (metode pembelajaran) dari para penyelenggara pendidikan baik pemerintah maupun swasta yang konsen pada perbaikan di dunia pendidikan. Guru harus banyak tahu, bagaimana menghadapi siswa agar siswa belajar dengan menyenangkan sehingga pembelajaran berjalan dengan maksimal? Bagaimana guru dapat memotivasi siswa agar siswa menjadi pembelajar yang baik? Sedangkan faktor internal, guru harus lebih kreatif dan inovatif, serta banyak menyerap informasi tentang perkembangan dunia pendidikan terutama perkembangan metode pembelajaran.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran –di samping juga menyelaraskan dan menyerasikan proses pembelajaran dengan pandangan-pandangan dan temuan-temuan baru di pelbagai bidang– falsafah dan metodologi pembelajaran senantiasa dimutakhirkan, diperbaharui, dan dikembangkan oleh berbagai kalangan khususnya kalangan pendidikan-pengajaran-pembelajaran. Oleh karena itu, falsafah dan metodologi pembelajaran silih berganti dipertimbangkan, digunakan atau diterapkan dalam proses pembelajaran dan pengajaran.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment