Thursday, December 1, 2011

Titip Ibuku ya Allah

"Nak, bangun... udah adzan subuh. Sarapanmu udah ibu siapin di meja..."
Tradisi ini sudah berlangsung 20 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat.

Kini usiaku sudah kepala 3 dan aku jadi seorang Karyawan disebuah Perusahaan Tambang, tapi kebiasaan Ibu tak pernah berubah.

"Ibu sayang... ga usah repot-repot Bu, aku dan adik-adikku udah dewasa."
pintaku pada Ibu pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah. Punketika
Ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru kukeluarkan uang
dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa Ibu selama ini dengan hasil
keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.


Kenapa Ibu mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami Ibu karena dari sebuah artikel yang kubaca .. orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak ..... tapi entahlah.... Niatku ingin membahagiakan malah membuat Ibu sedih. Seperti biasa, Ibu tidak akan pernah mengatakan apa-apa

Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya "Bu, maafin aku kalau telah
menyakiti perasaan Ibu. Apa yang bikin Ibu sedih ?"

Kutatap sudut-sudut mata Ibu, ada genangan air mata di sana. Terbata-bata
Ibu berkata, "Tiba-tiba Ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan Ibu. Kalian
sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Ibu tidak boleh lagi
menyiapkan sarapan untuk kalian, Ibu tidak bisa lagi jajanin kalian. Semua
sudah bisa kalian lakukan sendiri"

Ah, Ya Allah, ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah melayani
putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah kusadari
sebelumnya. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi
sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti
kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing.

Diam-diam aku bermuhasabah...
Apa yang telah kupersembahkan untuk Ibu dalam usiaku sekarang ? Adakah Ibu bahagia dan bangga pada putera putrinya ?
Ketika itu kutanya pada Ibu. Ibu menjawab "Banyak sekali nak kebahagiaan
yang telah kalian berikan pada Ibu. Kalian tumbuh sehat dan lucu ketika bayi
adalah kebahagiaan.

Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat Ibu.
Kalian berprestasi di pekerjaan adalah kebanggaan buat Ibu.

Setelah dewasa, kalian berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu
kebahagiaan buat Ibu. Setiap kali binar mata kalian mengisyaratkan
kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua."

Lagi-lagi aku hanya bisa berucap "Ampunkan aku ya Allah kalau selama ini
sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada Ibu. Masih banyak alasan
ketika Ibu menginginkan sesuatu." Betapa sabarnya Ibuku melalui liku-liku
kehidupan. Sebagai seorang wanita karier seharusnya banyak alasan yang bisa
dilontarkan Ibuku untuk "cuti" dari pekerjaan rumah atau menyerahkan tugas
itu kepada pembantu. Tapi tidak! Ibuku seorang yang idealis,

Menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif
seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun. Pukul 3 dinihari
Ibu bangun dan membangunkan kami untuk tahajud. Menunggu subuh Ibu ke dapur menyiapkan sarapan sementara aku dan adik-adik sering tertidur lagi...

Ah, maafin kami Ibu ... 18 jam sehari sebagai "pekerja" seakan tak pernah
membuat Ibu lelah.. Sanggupkah aku ya Allah ?

"Nak... bangun nak, udah azan subuh .. sarapannya udah Ibu siapin dimeja.. "
Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul Ibu sehangat
mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan
kuucapkan "terimakasih Ibu, aku beruntung sekali memiliki Ibu yang baik
hati, ijinkan aku membahagiakan Ibu...".

Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan... Cintaku ini milikmu, Ibu... Aku
masih sangat membutuhkanmu... Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat Dirimu..
Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat "aku
sayang padamu... ", namun begitu, Rasulullah menyuruh kita untuk
menyampaikan rasa cinta yang kita punya kepada orang yang kita cintai karena
Allah. Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita ...
Ibu dan ayah walau mereka tak pernah meminta dan mungkin telah tiada.

Percayalah... kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia.

Wallaahua'lam

"Ya Allah,cintai Ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan Ibu..."
dan jika saatnya nanti Ibu Kau panggil, panggillah dalam keadaan khusnul
khatimah. Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah ia sebagaimana ia
menyayangi aku selagi aku kecil"

"Titip Ibuku ya Allah"

.............................

No comments:

Post a Comment